ANGKA DITUHANKAN, UNTUK DIJADIKAN TOLAK UKUR KESUKSESAN

Penulis : Faidil imar
15 - Februari - 2019

ANGKA DITUHANKAN, UNTUK DIJADIKA TOLAK UKUR KESUKSESAN.
      Angka ini sudah begitu dituhankan oleh para kuli-kuli tinta, yang lagak nya anak korea, yang mimpi nya setinggi angkasa, angka yang sering disebut Indek Prestasi Kumulatif (IPK), angka ini dikampusku dijadikan tolak ukur kesuksesan mahasiswa, sampai-sampai ada mahasiswa yang melakukan apa saja demi IPK tinggi, yang sangat disayangkan lagi jiwa sosialisasi mahasiswa seperti ini sangat lah miris, dan sangat disayangkan lagi keegoisan nya lebih tinggi, dan tak peduli teman sekelas nya mau bagaimana, ini mahasiswa jadi pertanyaan bagi saya, apa kelamaan di hutan, atau mati nya nanti ngubur sendiri ya, mereka lah yang bisa menjawab.
       Bagi saya jika memang mau IPK Itu tinggi, ya itu bagus untuk kepuasan saat melakukan education, namun jangan lupa bahwa, (Zoon politicon) sangat penting, ini adalah istilah yang dikatakan oleh filsuf yunani secara harfiah zoon itu hewan, politicon itu bermasyarakat, dalam hal ini Aristoteles menjelaskan bahwa manusia itu mahluk sosial, dikodratkan hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain, sebuah hal yang membedakan manusia dengan hewan, makanya banyak para motivator mengatakan, kembangkan  jaringan (relation), pergaulan yang luas adalah prestasi yang sangat luar biasa, nah jika ada mahasiswa yang tidak mau bersosialisasi sesama yang lain ini sungguh jadi pertanyaan besar.

      Kita semua juga harus tau salah satu prestasi atau pencapaian yang bisa kamu banggakan selama jadi mahasiswa adalah banyaknya teman yang kamu punya. Bukan hanya teman-teman seangkatan atau satu jurusan. Berteman dengan adik angkatan, kakak angkatan, bahkan teman-teman dari jurusan lain atau kampus lain itu sebagai prestasi yang sangat luar biasa, karena banyaknya teman yang kamu punya jadi penanda kesuksesanmu sebagai seorang individu. Punya teman dengan berbagai latar belakang membuktikan bahwa kamu adalah pribadi yang mudah menyesuaikan diri. Karakter dan sifat yang kamu punya pastilah menyenangkan sehingga banyak orang yang bisa menerima kehadiranmu. Tanpa kamu sadari, jaringan koneksi yang kamu punya justru bisa melancarkan jalan karir dan kehidupanmu. Contoh saja, jika kita banyak teman, mana tau nanti setelah lulus kuliah belum dapat kerja sedangkan teman yang duluan udah kerja, bisa bantu saling membantu.
      
   Kadang yang saya sangat sedihkan, mereka yang dikampus sibuk mengerjakan IPK tinggi, saat mengimplementasikan ilmu yang mereka punya di luar, tidak bisa, mulut banyak terbungkam bahkan dijadikan pekerja dadakan oleh orang-orang, hal ini ditemukan saat PPL, KKN, ini lah salah satu kepercayaan saya lagi, jika IPK itu  juga tidak menjamin kepandaian orang tersebut karna surpe mahasiswa senior sudah membuktikan setelah Mereka melakukan PPL dan KKN, bahwa mahasiswa yang aktif di masyarakat yang mudah bersosialisasi di masyarakat 99% mahasiswa yang aktif di organisasi. 
     Jadi jangan salahkan lagi Terus pemerintah mengenai tenaga asing yang terus berkembang di indonesia, lah SDM kita aja segitu gitu aja, selalu banyak SDM kita yang  jadi pekerja di negri sendiri, karna itu lah fakta nya. Boleh saya katakan kita seharusnya tidak hanya melakukan revolusi industri 4.0, namun kita juga perlu revolusi pendidikan di indonesia ini, agar pola pikir para generasi muda penerus bangsa ini bisa menjadi kreatif agar manusia nya mau bersosialisasi, coba lah kita pikir jika kita sesama generasi muda para mahasiswa mau sama-sama berpikir mengenai negri ini memberi solusi bukan lagi mencaci maki, saya yakin kita bisa menguasai negri ini dengan baik, tidak lagi jadi pekerja yang di mentori oleh orang asing, jika kita sudah punya sofskill di bidang nya masing-masing, sosialisasi yang  baik dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain, saya yakin seluruh aset-aset negara ini putra-putri bangsa lah yang menguasai.
      
      Banyak pembuktian dan penelitian lain yang membuktikan, bahwa IPK, Rangking, tidak terlalu berpengaruh terhadap kesuksesan, salah satu nya penelitian dari prof. Agus Budiono.
     Prof. Agus Budiono mengatakan "Ada 3 hal ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kesuksesan "yaitu: NEM, IPK dan rangking
         Saya mengarungi pendidikan selama 22 tahun (1 tahun TK, 6 tahun SD, 6 tahun SMP-SMA, 4 tahun S1, 5 tahun S2 & S3), kemudian saya mengajar selama 15 tahun di universitas di 3 negara maju (AS, Korsel, Australia) dan juga di Indonesia. Saya menjadi saksi betapa tidak relevannya ketiga konsep di atas terhadap kesuksesan.
      Ternyata sinyalemen saya ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Thomas J.Stanley yang memetakan 100 faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang berdasarkan survey terhadap 733 millioner di US.
       Hasil penelitiannya ternyata nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan  rangking) hanyalah faktor sukses urutan ke 30, sementara faktor IQ pada urutan ke-21 Dan bersekolah di universitas/sekolah favorit di urutan ke-23. Jadi saya ingin mengatakan secara sederhana: Anak anda nilai raport nya rendah TIDAK MASALAH. NEM anak anda tidak begitu besar? Paling banter akibatnya tidak bisa masuk sekolah favorit. Yang menurut hasil riset, tidak terlalu berpengaruh terhadap kesuksesan.
      Lalu ia menjelaskan apa-apa saja faktor yang menentukan kesuksesan seseorang itu ? Menurut riset Stanley berikut ini adalah sepuluh faktor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan:

1. Kejujuran (Being honest with all people)
2. Disiplin keras (Being well-disciplined)
3. Mudah bergaul (Getting along with people)
4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)
5. Kerja keras (Working harder than most people)
6. Kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business)
7. Kepemimpinan (Having strong leadership qualities)
8. Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/personality)
9. Hidup teratur (Being very well-organized)
10. Kemampuan menjual ide (Having an ability to sell my ideas/products)

   Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK. Dalam kurikulum semua ini kita kategorikan "softskill". Biasanya peserta didik memperolehnya dari kegiatan ekstra-kurikuler, dan mahasiswa biasa nya memperoleh dari Organisasi yang ia ikuti baik itu organisasi intra kampus ataupun exstra kampus.
     Itu lah hasil penelitian dan fakta yang sudah di temukan oleh prof. Agus Budiono.

   Maka jika mahasiswa sekadar pintar dan punya IPK tinggi belum tentu menjamin masa depan. Saat masih punya banyak waktu dan kesempatan, tak ada ruginya membebaskan diri untuk berkembang dalam berbagai bidang. Keterlibatanmu dalam UKK baik itu UKM Atau Organisasi exstra kampus organisasi tersebut adalah salah satu contoh nyatanya. Kamu bisa dengan leluasa mengembangkan minat dan bakatmu.
Yang pasti, apa yang akan terjadi di masa depan tak bisa sepenuhnya diprediksi dari sekarang. Membekali diri dengan berbagai skill dan kemampuan adalah solusi paling ampuh yang bisa kamu usahakan. Jika kelak ilmu yang kamu dapat di bangku kuliah tak bisa membawamu pada kesuksesan, ada skill dan kemampuan lain yang memungkinkanmu untuk bertahan.


"Jangan terlalu sibuk berteori sehingga kau lupa cara nya mengimplementasikan (aksi), anda harus tau satu ons aksi lebih berharga dari satu ton teori, karna tujuan utama dari pendidikan itu adalah pengimplementasi bukan sekedar angka-angka yang engkau tuhankan itu"
_Faidilimar02_

                                "Sekian dan Terimakasih"

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MYFAMILY IS EVERYTHING

Dialog Kepemudaan

PETA PEMIKIRAN DAN GERAKAN ISLAM DI INDONESIA