MEREKA HANYALAH TEROBSESI

MEREKA HANYALAH TEROBSESI
    Setelah selama ini mengaku bahwa mereka mentaati aturan, namun mereka lupa apakah mereka sudah benar-benar mentaati aturan, padahal mereka hanyalah terobsesi itu menurut pandangan saya yang saya lihat, apakah mereka sudah benar-benar tahu aturan atau benar-benar sekedar terobsesi nih, mari kita lihat.
      Berbicara tentang peraturan, mentri riset, teknologi, dan pendidikan tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir Menerbitkan Permenristekdikti, Nomor 55 Tahun 2018, tentang pembinaan idiologi bangsa dalam kegiatan kemahasiswaan di lingkungan kampus. Dengan diterbitkanya permenristekdikti ini, maka organisasi ekstra kampus seperti PMII, HMI, GMNI, GMKI, dan lainnya diperbolehkan memasuki kampus, untuk mereka bisa bersinergi dengan organisasi intra kampus dibawah pengawasan pimpinan Perguruan Tinggi untuk pembinaan idiologi kebangsaan, meski organisasi ekstra kampus ini diperbolehkan mamasuki kampus namun mereka tidak diperbolehkan membawa bendera organisasinya, dengan kehadiran nya dikampus tentu dapat memperkaya sudut pandang mahasiswa dan tidak terpaku akan satu pemikiran saja.
         Namun hari ini sangat disayangkan ada dari salah satu organisasi ekstra kampus melakukan aksi di depan rektorat UIN STS Jambi pada tanggal 22 Agustus 2019 dengan tuntutan merasa terintemidasi dan memberi tuduhan pungli. Pertama saya ingin menjelaskan sedikit mengenai intemidasi yang mereka katakan, sebetulnya dalam pandangan saya sendiri itu bukanlah intemidasi yang meka rasakan namun hanyalah obsesi mereka semata, mengapa saya katakan begitu, hal ini dapat kita lihat dari statemen mereka yang mengatakan DEMA tidak  mengetahui Permenristekdikti, jika memang yang mereka permasalahkan itu PMII mengibarkan benderanya dikampus sewaktu PBAK tentu kita sama-sama menyaksikan bahwa mereka juga mengibarkan benderanya pada saat yang sama, namun jika yang dipermasalahkan itu PMII lebih banyak atau paling banyak mengibarkan benderanya di waktu PBAK tentu tidak bisa kita pungkiri, sudah jelas UIN STS Jambi bermayoritaskan mahasiswanya berPMII bukan sekedar PMIIan, lalu jika mereka mempermasalahkan mengapa mahasiswa baru banyak bergabung PMII, itu hak pilih mereka lepas bagai mana itu strategi nya tentu kita fastabiqulkhairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), namum jika mereka merasa tercurangi atau mengatakan menyalahkan aturan, sedangkan mereka sendiri hal yang kecil saja sudah mereka langgar, bagaimana tidak, mereka demo tidak ada membuat surat pemberitahuan untuk aksi, itu sangat patal sekali bagi saya, dan yang kedua yang demo dikampus kami itu bukan lah mayoritas mahasiswa kampus kami, namun ada beberapa dari kampus luar, tentu ini sudah sangat menyalahakan aturan, sudah ikut campur dalam urursan rumah tangga orang, itu lah yang saya katakan mereka cuma sekedar terobsesi semata terhadapa siapa dan apa yang dikeritiknya, mereka hanya ingin juga merasakan apa yang dirasaka oleh orng-orang yang mereka kritik itu.  
       Dan yang kedua saya ingin menjelaskan kritikan mereka tentang pungli, setelah beberapa jam yang lalu saya mewawancari ketua DEMA UIN STS Jambi yaitu Ari Kurniadi, ia menjelaskan mengenai pungli yang dituduhi para pendemo terhadap diri nya dan Rektor beserta wakil Rektor III bidang kerja sama  dan kemahasiswaan, mengenai hal yang mereka katakan bahwa itu pungli tentu karna mereka tidak mengetahui hal tersebut “saya selaku ketua DEMA dalam tahun ini PBAK 2019 uang yang turun dari rektorat saja saya tidak melihat apa lagi memegang tegas Ari Kurniadi”  terlepas dari itu kita lihat saja PBAK tahun ini tidak lah semeriah tahun sebelumnya karna waktu persiapan yang sangat siangkat dan juga mahasiswa baru jumlahnya lebih sedikit dari tahun yang lalu, dan mengenai uang yang dipinta panitia kepada mahasiswa baru sebasar 50ribu, itu untuk keperluan mereka juga, baik utnuk pembelian topi, salempang, pin dan lainnya, itu saja mahasiswa baru tidak dipaksa, bahkan banyak juga yang tidak membeli, lalu dari mana mereka bisa menuduh sebegitunya kepada Rektor dan wakil rektor III mengenai pungli tersebut, sunggu kali ini saya ingin menjelaskan sebagaimana sakitnya panitia yang kerja tanpa pembrih, tapi panitia malah dituduh yang tidak sepantasnya itu dilontarkan.

      Sekali lagi saya sebagai penulis mengajak kepada semua pihak terutama kita sebagai mahasiswa yang semangat berorganisasi begitu menggelora namun tentu kita sebgai mahasiswa yang inteleg lakukanlah sesuatu dengan secerdas mungkin kita adalah orang-orang yang terdidik, sungguh perbedaan kita itu bukan lah untuk saling menyudutkan, apa lagi saling menghina, mari kita bersama-sama berlomba dalam kebaikan.

Penulis : Faidil imar

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MYFAMILY IS EVERYTHING

Dialog Kepemudaan

PETA PEMIKIRAN DAN GERAKAN ISLAM DI INDONESIA