Ibuku Bilang Aku Sang Penerang
Ibuku Bilang Aku Sang Penerang
Mungkin tidak asing lagi bagi kita, jika melihat ada tulisan putra sang fajar, bahwa itu adalah julukan dari bung karno, presiden pertama Republik Indonesia.
Lewat Buku
autobiografi berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, yang ditulis Cindy Adams, Sukarno bercerita soal julukannya. Katanya, suatu pagi saat matahari mulai terbit, Ida mendekap Sukarno kecil dalam pelukannya. Sang ibu bilang, "anakku engkau sedang memandangi matahari terbit. Ibu melahirkanmu di saat fajar menyingsing." julukan ini diberi oleh sang ibundanya.Heps kali ini saya tidak berbicara tentang Bung karno, akan tetapi saya ingin menceritakan diri saya sendiri hehe, saya bukan ingin menyamakan diri saya dengan bung karno tapi ini lah cerita saya yang tentunya sangat berbeda.
Ibu saya bilang, saya lahir di pagi hari, pada hari jumat, dibulan mei, tahun 1997, jelas jika di pagi hari itu pertanda dunia baru saja berganti wajahnya dari gelap malam menjadi terang, dari kepercayaan orang jawa, bahwa orang yang terlahir saat fajar menyingsing maka nasibnya sudah ditakdirkan terlebih dahulu. Saya juga berdoa semoga kelahiran saya membawa penerangan bagi semua orang. Ada satu hal lagi yang perlu kalian tau, saya waktu dilahirkan dipagi hari di desa lidung yang letaknya di Kecematan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun, pada saat sebelum saya lahir di desa saya belum ada yang namanya lampu penerangan pada malam hari atau listrik, namun pada saat pagi saya lahir dan malam nya lampu atau listrik di desa saya mulai menyala malam itu juga, jadi kalau orang orang bertanya berapa sih umur PLN di desa saya, jawabannya ya seumuran dengan saya. Sehingga ibu bilang kamu itu sang penerang, saat lahir waktu fajar menyinsing dan malam lampu mulai menyala untuk pertama kalinya di desa kita.
Hal ini membuat saya semakin bersyukur dan selalu berdoa Semoga diri saya ini bisa memberi manfaat yang begitu besar untuk semua orang di muka bumi ini.
Sebagai anak yang hidup dan berkembang di zaman milenial, saya merasa kehidupan saya berada dimasa transisi perkembangan dan kemajuan bangsa ini, bagaimana tidak teman-teman, sebagian kisah mungkin tak mudah untuk membuat orng percaya, dan saya mempercayakan diri saya sendiri saja, sebab 23 tahun saya menjalani kehidupan banyak perubahan yang saya temukan di negeri tercinta ini, makanya saya katakan bahwa saya hidup dimasa transisi, mengapa saya katakan begitu, berangkat dari cerita saya dilahirkan di atas ada bnyak cerita revolusi revolusi yang lainnya.
Pertama, satu tahun setelah saya dilahirkan munculnya era reformasi yang mana menumbangkan orde baru, yang katanya saat itu pemerintah terlalu otoriter, saya juga tidak begitu paham, karena saat baca bermacam sejarah banyak persinya, malah saya makin bingung. Berangkat dari situ Indonesia banyak melakukan perubahan besar-besaran hingga sekarang, jadi ya saya bersyukur saja lah.
Yang kedua, kebetulan ataukah tidak, tapi katanya tidak ada yang namanya kebetulan, sebab daun pohon saja jatuh kebumi sudah ditentukan kapan dan dimana, gitu kan?
Jadi sejak saya menjalankan pendidikan dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga Kuliah, saya merasa banyak sekali perubahan yang saya temukan, baik perubahan secara sistem pendidikan, perubahan pembangunan, sehingga saya merasa bersyukur dan merasa doa-doa kita selama ini dikabulkan tuhan, itu salah satu bentuk syukur saya karena perubahan itu terjadi mata saya menyaksikannya sendiri, jadi kita sebagai rakyat tentu perlu mengetahui masa lalu untuk jadikan sebuah pelajaran dan mensyukuri hal-hal luar biasa yang sudah diciptakan oleh anak bangsa ini, sehingga saat mengkritik setiap permasalahan kita tidak menghina negeri kita sendiri yang perubahannya begitu luar biasa sampai saat sekarang ini, apresiasi apa lagi yang ingin kita beri, selain menjaga dan melestarikan yang sudah ada.
Haha apa sih tujuan dari cerita di atas? Bukan apa apa, pertama saya hanya ingin tulisan ini menjadi sebuah cerita nantinya, yang kedua saya ingin menyampaikan, bahwa doa doa saya untuk negeri ini saya merasa, tuhan kabulkan, karena perubahan demi perubahan selalu bergulir di depan mata saya sendiri, dan semoga selalu menjadi negara yang lebih maju lagi kedepan nya untuk negeri tercinta Indonesia. Dan semoga saya juga bisa untuk mengabdi untuk negeri tercinta ini.
Untuk julukan itu semoga saja menjadi sebuah doa yang selalu dilantunkan oleh orang tua saya dan orang-orang yang selalu mendoakan saya Aamiin.
Komentar
Posting Komentar